Baterei kamera klasik.

Baterei kamera klasik.


Kamera-kamera “klasik” (a.k.a vertu = versi tua .. ) yang umumnya sudah berumur lebih dari 20 tahun masih banyak di jumpai di Indonesia. Kamera-kamera itu bisa jadi memang disimpan oleh pemiliknya dari sejak barunya dahulu, atau bias juga baru disunting dalam kondisi ‘second hand’ alias bekas pakai. Terlepas dari cara kepemilikannya saat ini, yang pasti masih banyak kamera-kamera klasik ini ditemui dalam kondisi berfungsi penuh, baik fungsi mekanik nya maupun fungsi elektroniknya, dan ditunjang oleh kondisi optic yang juga masih prima.


[You must be registered and logged in to see this image.]


Fungsi mekanik sudah tentu dapat bertahan lebih lama dibandingkan fungsi elektronik, karena memang rangkaian mekanikal dapat lebih mudah direparasi bila terjadi gangguan fungsi. Kalaupun ada komponen yang harus diganti karena termakan usia dan ternyata sulit mendapatkan suku cadangnya, sering para ahli kamera itu mengakali dengan berbagai cara ataupun mencari ganti nya secara kanibal dari kamera sejenis.

Berbeda dengan komponen elektronik yang sering sulit diperbaiki karena rata-rata kerusakan komponen elektronik terjadi secara menyeluruh, bila terjadi kerusakan pada salah satu komponen umumnya kerusakan itu menyebar dan merusak/menggangu komponen yang lain. Selain ini kendala suku cadang juga sama masalahnya seperti komponen mekanik nya.

Belum lagi organ optik dari kamera-kamera ini, yang merupakan unsure terpenting dari kamera sebagai alat merekam sensasi cahaya. Kerusakan optik yang sering kali berupa gangguan jamur ataupun perkabutan, merupakan prolem utama di Indonesia yang kondisi iklim nya mempunyai kadar air tinggi.

Dilihat dari banyaknya kendala dalam perawatan kamera klasik ini, maka adalah wajar jika ada kamera yang kondisinya benar-benar masih prima diketiga bagian tadi maka barang itu akan mempunyai nilai yang cukup tinggi, apalagi dikalangan para penggemar nya. Dan amat disayangkan jika ternyata ada kamera klasik yang sebenarnya masih dapat berfungsi optimal, tapi akhirnya tidak dapat bekerja sebagimana mestinya hanya karena sulit mendapatkan sumber energi / baterei yang sesuai dengan spesifikasi aslinya sekarang ini. Kebanyakan baterei asli tersebut sudah tidak diproduksi lagi, bias karena dianggap tidak lagi perlu di produksi ataupun karena issue lain seperti masalah pencemaran lingkungan sebagaimana terjadi pada baterei-baterei yang mengandung merkuri (air raksa).

Untung di era globalisasi ini, informasi terbuka lebar lewat internet, sehingga tidak sulit untuk mengetahui spesifikasi baterei yang sesuai untuk kamera klasik kita. Berawal dari informasi itulah dapat diusahakan mencarikan pengganti baterei asli dengan subsitusinya, walaupun tidak akan sama persis tapi asalkan dapat memberikan tegangan catu yang sama ataupun mendekati dan ukuran fisik yang dapat diterima oleh ruang penyimpanan baterei di kamera, maka biasanya baterei pengganti itu dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.

Sebenarnya sudah ada posting yang membahas maslah seperti ini di Kaskus, tapi beberapa ternyata hilang waktu thread yang memuat informasi tersebut di hapus dari server Kaskus. Berikut ini beberapa baterei pengganti yang dapat dipergunakan untuk menggantikan baterei kamera-kamera klasik yang popular dan banyak populasinya di Indonesia.

Seri Canonet dan beberapa SLR keluaran tahun 60an (seri Nikon F, Nikkormat, serie Minolta SR-T, Canon FT dan serinya dan juga EX-EE, rangefinder Minotla, Canon, Nikon dll) banyak memakai baterei merkuri PX-625 yang berbentuk mirip cendawan. Pengganti yang popular adalah Wein Cell yang mempunyai bentuk fisik sama dengan PX-625 dengan tegangan 1.35 Volt. Tapi jika Wein Cell inipun sulit didapatkan, bias di pakai baterei yang biasa dipakai untuk alat bantu dengar, dengan tegangan 1.4 Volt baterei ini merupakan subsitusi yang cukup baik dipakai tanpa terlalu merubah hasil pengukuran cahaya dari kamera tersebut. Baterei alat bantu dengar ini bias dibeli di sentra-sentra bantu dengar dalam bentuk paket berisi 6 butir.


[You must be registered and logged in to see this image.]


Ukurannya yang berbeda mengharuskan sedikit modifikasi untuk menambah ukuran nya, dapat dengan diganjal kertas, isolasi, karet tabung elpiji dll. Yang penting baterei itu dapat terposisikan di tengah ruang penyimpanan baterei di kameranya. Selain baterei alat bantu dengar, baterei multi fungsi LR-44 atau SR-44 dengan tegangan 1.5 Volt juga sering dipakai walaupun harus dilakukan kompensasi pengukuran cahanyanya kerena sudah mempunyai perbedaan 10% dengan baterei aslinya. Penyesuaian bentuk juga perlu dilakukan sama seperti kasus baterei alat bantu dengar diatas.

Bila anda sering belanja lewat eBay atapun situs sejenis, bisa didapatkan semacam ‘adapter’ yang memodifikasi bentuk dan tegangan baterei seri LR-44 menjadi tegangan 1.35 Volt dan merubah bentuknya menjadi spt cendawan dengan menutup salah satu kutub nya dengan logam berbentuk kancing, namun harganya tentu saja cukup mahal.


[You must be registered and logged in to see this image.]


Untuk kamera Yashica seri G ( GS, GSN, GT .. dll) dipakai baterei yang juga mempunyai kandungan merkuri dan mempunyai tegangan 5.6 Volt. Pengganti yang sering dipakai adalah dengan menyususn 4 butir baterai alat bantu dengar tadi seshingga didapat tegangan yang tepat sama dengan aslinya, yaitu 5.6 Volt. Modifikasi fisik yang dilakuang adalah dengan menggulung tumpukan 4 bateri tadi dengan kertas / isolasi / lakban seingga menyerupai bentuk silender dengan diamerter yang mendekatai baterei aslinya, lalu disalah satu kutub nya (biasanaya kutub + karena lebih besar penampangnya) diganjal dengan per untuk menambah panjang ukuran tumpukan itu.

4 buah LR / SR – 44 yang disusun serial akan mendapatkan tegangan 6 Volt juga sering dipakai sebagai pengganti seadanya… .sudah tentu diperlukan juga modifikasi fisik dan kompensasi pengukuran cahayanya. Alternatif lain untuk kamera Yashica ini adalah dengan menumpuk 1 buah CR123A ditambah 2 buah LR/SR-44 (atau baterei alat bantu dengar). Cara ini menghasilkan ukuran tinggi silender yang sama dengan aslinya tapi berbeda tegangan yang dihasilkan sehingga perlu dilakukan kompensasi pengukuran cahayanya.

Baterei lain yang juga sering dicari adalah baterei 4LR44 yang dipakai di seri A dari kamera Canon (AE-1, AE-1P, A-1, AT-1, AV-1 ) dan juga New F-1 nya. Selain itu kamera range-finder popular, Ricoh 500 GX dan serinya juga memakai baterei ini sebagi sumber tenaga. 4LR44 bila kita bongkar dari kedua kutub nya, memang kita temui isinya adalah 4 buah LR-44 yang ditumpuk seiingga menghasilkan tegangan 6 Volt. Pengganti nya sudah tentu adalah tumpukan 4 buah LR-44 yang di lilit oleh lakban / isolasi / kertas.


[You must be registered and logged in to see this image.]


Khusus untuk baterei 4LR44 ini, jika beruntung mendapatkan bekas nya yang sudah habis energinya, jangan kita lekas-lekas buang. Kita bias memanfaatkan tabung pembungkusnya sebagai kelongsong baterei LR-44 pengganti tadi. Caranya dengan mencongkel salah satu kutubnya (bagian yang berwarna merah atau biru itu) . Jangan khawatir tidak akan melelah isi batereinya, karena memang didalam nya berisi 4 buan baterei berntuk kancing tadi. Tinggal keluarkan 4 baterei yang ada didalam nya dang anti dengan LR-44 yang baru kemudian dipasang ulang bagian kutub nya, dan jadilah sebuah 4LR44 yang siap pakai.

Selain ketiga baterei antik tadi, masih ada baterei kecil lain yang sulit didapat, yaitu baterei kamera Pentax Spotmatic yang berbentuk kancing dan berukuran lebik kecil dari LR-44. Untunglah baterei seukuran ini masih mudah didapat di tempat reparasi jam tangan sehingga tidak terlalu repot mencarikan penggantinya.

Sepertinya itulah baterei baterei yang sering dicari oleh penggemar kamera-kamera klasik, yang umumnya mempunyai kamera keluaran tahun ‘50 hingga ’70-an. Jika ada tambahan informasi, silahkan kirimkan infonya supaya bias ditambahkan dalam tulisan ini.



Salam analog.-

pak kamera saya gag ada batrenya... gimana dong

Jaelah aku kira Spotmatic pake LR44 Semoga k1000 pake LR44 ya
Kalo Zenith 122 pake LR44 ga?
Jangan lupain 2CR5 yah LD

wah saya lagi cari batere buat FTb saya..mungkin bisa saya akali pake batere alat bantu dengar ini...
makasihh yaaa...om om yang disini..salam kenal...

mau tanya dong, buat yashica electro series klo pake pake batere 4lr44 bisa ga? apa perlu modifikasi mekaniknya? klo pake 4 buah lr44 masih ga mau jalan

syarifahsn wrote:mau tanya dong, buat yashica electro series klo pake pake batere 4lr44 bisa ga? apa perlu modifikasi mekaniknya? klo pake 4 buah lr44 masih ga mau jalan

wah.... 4LR44 itu khan isinya 4 buah batre lr44 gan.... jadi kemungkinan besar ya gak bisa juga tuh...


ane pake setumpuk lr44 diganjel pake per di kamera ini hasilnya lumayan kok.........

[You must be registered and logged in to see this image.]



mungkin emang ada yg gak bener di elektrik sirkuit kamera ente tuh.... coba aja di service dulu...

mas sayakan pake fujica mpf105x itu batrenya apa ya?saya udah pake lr44 berkali2 kok ttp gamau nyala ya meterannya

kevindbrr wrote:mas sayakan pake fujica mpf105x itu batrenya apa ya?saya udah pake lr44 berkali2 kok ttp gamau nyala ya meterannya

emang yakin sistem metering kamera nya masih berfungsi?

didonhp wrote:

kevindbrr wrote:mas sayakan pake fujica mpf105x itu batrenya apa ya?saya udah pake lr44 berkali2 kok ttp gamau nyala ya meterannya

emang yakin sistem metering kamera nya masih berfungsi?

iya kok ga ada masalahnya mas meteringnya

kevindbrr wrote:

didonhp wrote:

kevindbrr wrote:mas sayakan pake fujica mpf105x itu batrenya apa ya?saya udah pake lr44 berkali2 kok ttp gamau nyala ya meterannya

emang yakin sistem metering kamera nya masih berfungsi?

iya kok ga ada masalahnya mas meteringnya

.... maksudnya.... bagaimana bisa tahu sistem meteringnya gak bermasalah.... khan terbukti bisa nyala saja belum bisa....

batre di kamera mpf105x memang cuma buat mengaktifkan sistem pengukur cahaya, sedangkan buat shutter speed dan juga mengatur bukaan lensa semuanya diatur secara mekanik yang gak memerlukan tenaga batrei. Jadi kalo yakin batrenya bagus, tp pengukur cahayanya tidak bisa nyala, kemungkinannya adalah sistem pengukuran cahaya di kamera itu yang rusak...... karena dikamera itu hanya sistem metering cahaya yg bekerja secara elektronik.

saran saya sih coba aja dibawa ke tukang service dulu buat memastikan nya..... tinggal didaerah mana bro?

didonhp wrote:

kevindbrr wrote:

didonhp wrote:

kevindbrr wrote:mas sayakan pake fujica mpf105x itu batrenya apa ya?saya udah pake lr44 berkali2 kok ttp gamau nyala ya meterannya

emang yakin sistem metering kamera nya masih berfungsi?

iya kok ga ada masalahnya mas meteringnya

.... maksudnya.... bagaimana bisa tahu sistem meteringnya gak bermasalah.... khan terbukti bisa nyala saja belum bisa....

batre di kamera mpf105x memang cuma buat mengaktifkan sistem pengukur cahaya, sedangkan buat shutter speed dan juga mengatur bukaan lensa semuanya diatur secara mekanik yang gak memerlukan tenaga batrei. Jadi kalo yakin batrenya bagus, tp pengukur cahayanya tidak bisa nyala, kemungkinannya adalah sistem pengukuran cahaya di kamera itu yang rusak...... karena dikamera itu hanya sistem metering cahaya yg bekerja secara elektronik.

saran saya sih coba aja dibawa ke tukang service dulu buat memastikan nya..... tinggal didaerah mana bro?

ooh gitu yaa,saya tinggal di daerah jakarta selatan